Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2010

Cerpen;Kalung Ajaib

Cerpen ini buat tugas sekolah, awkwk, rada gagal mungkin Mita memandangi sebuah foto dengan bingkai kayu yang sudah agak pudar. Sesekali terdengar isak tangisnya, berulang-ulang menyebut kata “Mama”. Ia merenung di atas kasur, merindukan ibu yang telah meninggalkannya tiga bulan yang lalu. Dengan mata yang mulai membengkak, ia melihat ke arah jam yang tergantung di dinding, sudah pukul 6 sore. Tiba-tiba terdengar suara telepon berdering, Mita menyeka pipinya yang basah, lalu turun dari kasur untuk mengangkat telepon. “Halo”, katanya pelan. “Assalamu’alaikum”, jawab suara di seberang. “Wa’alaikum salam”, jawab Mita dengan sumringah begitu mendengar suara ayahnya. “Mita baik kan di rumah?”, “Alhamdulillah, baik kok yah!”, “Sendiri di rumah sampai agak malam nanti gimana? Ayah baru bisa keluar jam 10”. Mita terdiam, ia memandangi asap yang sedikit mengepul dari nasi goreng buatannya. “Iya, hati-hati ya, yah”, kata Mita akhirnya dengan suara yang sedikit bergetar. ...

Cerpen;Jaka dan Kucingnya

Pada tanggal 23 Mei 2010 ini saya juga mencoba menulis dongeng. P ada zaman dahulu kala, hiduplah seorang gadis desa yang cantik jelita bernama Siti. Ia sangat ramah kepada semua penduduk desa hingga banyak pria yang jatuh hati kepadanya. Namun, semua pinangan yang diterima gadis cantik ini selalu ditolak sehingga membuat banyak pria juga yang kecewa. Entah apa yang ada di dalam pikirannya. Suatu hari, seorang pengembara datang ke desa itu untuk beristirahat. Saat ia sedang meminum air di sungai, tak sengaja ia terjatuh dan hanyut terbawa arus. Siti yang melihat seorang pria tengah bersusah payah berenang melawan arus, mencoba menolong. Ia mengambil tali dan melemparkannya ke pria itu dari tepian. Untungnya, tali itu tertangkap. Pria itu mencoba memegang erat. Mulanya, Siti tak bisa menahan tali itu sampai ia memutuskan untuk mengikat tali tersebut ke sebuah pohon besar. Saat itu memang sepi, sehingga tak ada yang bisa dimintai tolong. Pria itu tetap bersikukuh dengan tali, mencob...

Serial Anime; Behind the scene of Detective Conan

Berikut adalah cerita pendek yang saya tulis dengan terinspirasi untuk melanjutkan salah satu adegan di komik Detective Conan volume 60 yang 'jika' Eisuke Hondo tetap teguh ingin bersama Ran. Ya, ini cerita pendek iseng saya. Jadi maaf kalau tidak sesuai harapan wkwk. Sealmat membaca    Conan menatap langit-langit tenda tempat ia dan Detectif boys lainnya tidur. Ia tak bisa tidur memikirkan masalah cintanya dengan Ran. Walau sudah memberi tahu Eisuke Hondo bahwa ialah Shinichi, namun Eisuke tetap bertekad melamar Ran. Walau Ran masih belum memberikan jawaban, namun Bu Eri meminta Ran menerimanya daripada menunggu Shinichi yang belum jelas harapannya dan tak kunjung kembali. Tiba-tiba, terdengar rintihan seorang kakek-kakek. Mendengar rintihan itu, secepat kilat Conan Edogawa keluar dari tenda mencari sumber bunyi tersebut. Dan betapa kagetnya ia melihat pemandangan yang ada di depannya sekarang. Tampak pria berjubah hitam dengan rambut panjang pirangnya sedang menod...

Berkunjung ke Lubang Buaya

Gambar
Aku, baru saja sampai di rumah. Dan entah kenapa, aku ingin menulis pengalamankusekalisaat ini sebelum lupa. Ya, hari ini aku dan teman-temanku berkunjung ke monumen pancasila. Tujuan kami yang tak lain adalah mengenang dan mempelajari sejarah menyeramkan, peristiwa G30S/PKI. Kami (aku, Nanda Ismi Kumalawati, Tasya Aulia Maghfira, dan Sri Gandari Putri) berencana berangkat pukul 9. Tapi ya, ngaret juga pada akhirnya. Kuperkenalkan dulu deh, yang pakai baju warna cokelat di sebelah kiri itu Tasya, berikutnya Riri, dan yang pakai baju biru itu Nanda. Mereka teman SMPku (lihat gambar). Lanjut ya, kami pun tiba di tempat tujuan sekitar pukul setengah 11. Begitu sampai di gerbang, aku tertegun. Kata Ummi (Tasya Aulia Maghfira, ya seperti itulah aku memanggilnya), kita masih harus jalan jauh juga untuk sampai ke museum pengkhianat PKI. Ya, semua itu berlalu tanpa terasa. Terhabiskan oleh canda tawa yang enggan terhenti terlontar dari mulut kami,seperti anak muda lainnya. Begitu sampai d...