Andai Aku Menjadi Ketua KPK
Andai aku menjadi ketua KPK? Jika disuruh berandai-andai ya maka saya ingin
kalian mengandaikan sebuah cerita singkat ini..
Jika seseorang lewat di depanmu membawa segerobak penuh berisi
batangan-batangan emas yang saking penuhnya salah satu batangan emas tersebut
jatuh di dekatmu, apa yang akan kau lakukan?
Jika hal ini terjadi padaku, mungkin jauh di lubuk hati yang terdalam, aku
akan memerintahkan otak dan tangan ini untuk 'mengembat' batangan tadi seraya
berkomentar, "Toh orang itu masih punya banyak kan? Tak akan habis jika
diambil satu olehku". Apalagi jika saat itu kita ingin sekali membeli
sesuatu, misalnya... ya sebut saja es krim.
Dan bila cerita dilanjutkan dengan aku mengambil batangan emas tadi, si
pembawa gerobak emas terus berjalan, dan ternyata orang-orang yang dilewatinya
juga melakukan hal yang sama denganku. Bahkan ada yang meraup emas tersebut
dengan gelap mata. Lama kelamaan si pembawa gerobak menyadari tinggal
sedikitnya emas yang ia bawa. Tempat tujuannya pun masih jauh, yaitu sebuah perkampungan
kumuh. Si pembawa gerobak tadi pun tergoda imannya, ia membelokkan gerobaknya
itu ke rumahnya, tersenyum ke anak istrinya yang kegirangan.
Maka bagaimana bisa kita ataupun kalian mengatai orang-orang tadi sebagai orang bodoh, orang udik? Bagaimana mereka dapat belajar kesopanan jika apa yang harusnya mereka dapatkan tak pernah diberi? Jangan katai mereka jika ini hasil perbuatan kalian, ya. Lalu jika hal ini diketahui oleh orang-orang yang mengambil emas tadi termasuk saya, pertama-tama saya akan merasa sedih, merasa sangat menyesal. Namun ada yang tidak peduli sama sekali, mungkin di dalam hatinya ia berpikir, "Itu kan hidupnya dia, bukan hidupnya saya".
Tapi coba bayangkan, jika gerobak emas tadi sampai dengan selamat ke
Perkampungan tadi. Bayangkan berapa banyak senyuman yang tercipta disana.
Kebahagiaan akan muncul diiringi semangat-semangat baru karena mereka bisa
pindah rumah ke rumah yang lebih layak, atau sekedar merenovasi. Mereka tentu
bisa menghargai semua orang. Bandingkan semua euforia ini dengan kebahagiaan
dan kepuasan diri sendiri saat mendapat es krim. Dari segi pahala sangat jauh,
saudara-saudara :)
Nah, jika kembali ke awal cerita ketika saya hendak mengambil batangan emas
tadi. Mungkin otak saya akan langsung mengatakan, "Tidak! Itu bukan
milikku". Itulah hal yang perlu diterapkan di tiap-tiap individu. Walau
tetap saja mana ada manusia yang tak bisa tergoda sama sekali, tapi apa susahnya
untuk mencoba?
Mirisnya negara tercinta kita, Negara Republik Indonesia sudah termasuk
deretan atas sebagai Negara Terkorup di Dunia. Apakah itu sebuah prestasi?
Mungkin jiwa-jiwa patriot yang tersisa di Indonesia merasa sangat geram akan
prestasi luar biasa ini. Padahal lembaga yang menangani korupsi sudah ada,
hukum yang mengatur pun sudah ada. Tapi, kenapa hal seperti ini masih bisa
terjadi?
Maka dari itu menjadi ketua KPK bisa jadi adalah suatu tugas yang sangat
berat. Andai aku menjadi ketua KPK...tapi mungkin saat menyalonkan diri saya
sedang berguling-guling kebingungan dalam perasaan kalut dan bimbang. Kenapa?
Mungkin.. karena saya bukan tokoh detektif rekaan seorang mangaka Jepang
(Aoyama Gosho) yang begitu menomorsatukan kebenaran, yang begitu pintar dan
jeli menangkap kebenaran. Saya merasa tak yakin, karena bisa jadi saya nantinya
terbuai dan terjebak dalam korupsi itu sendiri. Tapi saya lalu berpikir, saya
akan tetap maju! Karena rasa keinginan
untuk merubah dan mencapai kebenaran yang harus ditegakkan ini sudah
menggebu-gebu di dalam dada.
Maka dari itu jika saya adalah ketua KPK, 3 hal yang dibutuhkan
pertama-tama dalam diri saya adalah:
1. Konsistensi sikap (Jujur, Adil, dan Obyektif)
2. Kepemimpinan
3. Semangat
Setelah itu, saya sudah siap menjadi ketua KPK yang adil dan berwibawa.
Langkah selanjutnya yang akan saya ambil yaitu memerhatikan kinerja
internal KPK dan memastikan orang-orang di dalamnya mempunyai sikap-sikap
diatas dan tujuan yang sama dengan KPK. Saya akan memastikan KPK yang saya
pimpin menjalani tugas-tugasnya sebagaimana yang sudah ada. Tentunya, saya harus mengajak rekan-rekan saya untuk bekerja secara profesional.
Saya akan berusaha sebaik
mungkin melanjutkan kasus-kasus korupsi di Indonesia yang masih menggantung. Kasus-kasus
seperti Bank Century, Kasus Suap Wisma Atlet dan kasus-kasus lainnya yang amat
sangat merugikan negara. Saya ingin bekerjasama dengan rekan-rekan yang
bersemangat dan mampu di bidang ini. Bisa saya bayangkan betapa serunya
mengungkap kasus-kasus tersebut terlebih dengan adanya kewenangan KPK.
Saya dan tim saya akan bekerja layaknya detektif ataupun spy, menguak
kebenaran demi kebenaran. Wah, apa lebih baik apabila KPK berisi para detektif?
Tak akan saya biarkan kasus-kasus baru bermunculan terlebih yang muncul
dari para anak muda. Karena jika anak muda yang melakukannya, maka bangsa ini
akan benar-benar hancur.
Pertama-tama, saya
menginginkan pendekatan kasus di bidang pendidikan. Karena nyatanya, walau ada
BOS masih banyak anak-anak emas di negara ini yang tak dapat mengenyam
pendidikan.
Sebagai ketua KPK dan
pembela kebenaran, saya menginginkan terjadinya PERUBAHAN di negara ini. Para
ibu dan pihak pendidikan harus mendidik anak-anak dalam hal yang jujur dan
bersih. Budaya Malu dan Budaya Syukur harus diterapkan. Bagaimana caranya?
Pasti ada caranya, karena tak ada yang tak mungkin untuk membuat perubahan. Ayo
kita bersatu, mulai dari diri kita. Menghindari terjadinya KKN di lingkungan
kita! Karena itu, jika saya ataupun orang lain yang mempunyai ‘kepantasan’
untuk menjadi ketua KPK. Maukah kalian menjadi partner hebat kami?





nice post :)
BalasHapusterus lanjutkan ya berjuang buat KPK :)
check out juga punya aku di : www.muslim-rupawan.blogspot.com :)
so many thanks for that :)
termakasih, ya salam kenal^^ Amiin
BalasHapus