Asrinya Suaka Elang Cigombong di bulan Februari
Indonesia memiliki sejuta keindahan wisata alam yang
tersebar dari Sabang sampai Merauke. Misalnya saja di Bogor, pada tanggal 3
Februari 2017 lalu, saya baru saja melakukan perjalanan yang sangat mengesankan
ke Suaka Elang.
Suaka elang merupakan daerah wisata
di kampong Loji, Ciburayut, Cigombong, Jawa Barat. Jika kalian menuju daerah
ini dari Kota Bogor, maka kalian akan melewati tempat wisata lain yaitu
Agroswisata Warso Farm, serta Bukit Alesano di Cijeruk. Saya dan empat orang teman lainnya (Ojan,
Dinal, Kak Adzra, dan Sarah) memulai perjalanan dari Botani Square, Bogor. Kami
naik kendaraan yang dipesan secara online (sedang diskon 50%) sampai suatu
jalan yang didominasi oleh villa-villa. Setelah sempat bingung dan bertanya
kepada penduduk lokal (ada adik-adik yang menunjuki kami hingga belok ke
warung), akhirnya kami memulai perjalanan kami dari SD. Kami berjalan mengikuti
plang arah suaka elang yang menuju jalan tanah yang cukup sulit dilewati
kendaraan pribadi, tetapi ternyata bisa juga melalui jalan ke arah lain yang
berupa jalan aspal.
Kami melewati jalan tanah tersebut
dengan terus mengikuti jalan dan arahan tanda suaka elang yang tertulis dengan
cat di tembok. Pemandangan selama perjalanan sangat menyenangkan, sawah dan
kebun yang basah terhampar di sekeliling kami diikuti oleh pemandangan gunung
gede. Saya menghirup udara segar sepuas-puasnya dan merasakan udara yang dingin
dan lembab. Kami berjalan beriringan menggunakan payung karena cuaca terus
menerus hujan meski tidak deras.
![]() |
| Jalan berbatu menuju suaka elang |
Setelah memasuki jalan bebatuan dan cukup
menanjak, kami sampai di pos masuk suaka elang dan membayar tiket masuk sebesar
10ribu rupiah per orang, 5 ribu untuk tiketnya dan 5 ribu untuk biaya perawatan
dan lain-lain. Di dekat pos tersebut terdapat saung yang bisa kami gunakan
untuk beristirahat dan berteduh sejenak dari hujan yang mulai deras. Sambil
menunggu hujan, Kak Adzra (pake d ya nulisnya, nanti dimarahinL ) mengusulkan bermain
Pancasila Lima Dasar (saya dan Sarah sih menyebutnya ABC 5 Dasar). Setelah kami
yang ciwi2 kena lipstick di muka, kami menuju jalan berbatu (setelah minta
arahan dari bapak penjaga) yang tak jauh dari pos untuk mengunjungi penangkaran
elang. Kami memasuki kawasan hutan kecil saat memasuki kawasan berbatu, saya menemukan
kupu-kupu hitam dengan garis neon ungu mendatar di sayapnya yang terlihat indah
diantara pepohonan yang gelap dan basah.
![]() |
| Hutan di campground suaka elang |
![]() |
| Jembatan gantung |
Sesampainya di penangkaran elang,
kami mendapati dua ekor elang sedang bertengger meski kehujanan. Entah apa
jenis kedua elang tersebut, yang pasti mereka terlihat sangat kereen. Hujan
semakin deras, sehingga kami bergegas kembali ke saung di dekat pos tadi dan
anak-anak cowok pergi mencari masjid untuk sholat jum’at (mereka kembali ke
dekat SD di awal tadi untuk menemukan masjid). Di sebrang jembatan gantung yang
tak jauh dari pos juga terdapat mushola dan kantor perhutani. Kami melanjutkan
perjalanan memasuki hutan setelah camping ground (camping groundnya sangat
dekat dengan pos tersebut kok). Kami menuju Curug Cibadak setelah tracking kira-kira satu jam kurang.
![]() |
| Pohon hulk yang tertutup lumut tebal (foto oleh Dinal) |
![]() |
| tim dadakan |
![]() |
| Curug Cibadak |
![]() |
| Pemandangan pulang (foto oleh kk Adzra) |
Perjalanan pulang cukup menantang
untuk kami, karena bersantai makan mie (laper, lupa bawa bekal L ) dan terlalu sore,
angkutan sudah tidak ada. Kami jalan kaki sampai cihideung, naik ojek 10ribu
sampai caringin, selanjutnya naik angkutan umum sampai sukasari (Lippo Plaza
Bogor), dan meneruskan lagi naik angkutan menuju stasiun Bogor.
Saya merenungkan sesuati selama
saya berjalan kaki mengunjungi alam.
Setiap daerah tujuan wisata memiliki beberapa jalur yang dapat dilewati,
ada jalur yang curam dan terjal tapi cepat, ada jalur yang lebih landai tapi
lama dan membingungkan, itu sepertinya hanya kesukaan saja kita mau memilih
yang mana. Saat menapaki jalan pun, setiap langkah yang akan diambil harus dipikirkan
apakah aman dan benar untuk kita pijak, apakah kaki ini akan mampu melangkah
kesana? Ada tanah yang gembur, tanah berlumpur, bahkan kubangan lumpur yang
cukup dalam. Lalu saya mencoba, saat saya yakin saya bisa, saya akan bisa. Saat
saya asal dan tak yakin atau letih dan tak acuh, saya akan mengambil jalan yang
kurang enak dipijak. Saya lalu mesam-mesam, begitu juga hidup ini kan? Woah,
saya sangat senang bisa melakukan perjalanan ini.











Komentar
Posting Komentar