Masalah?
Lagi mencoba jadi psikolog nih. Ya, silakan dibaca.
Kalian semua pasti punya masalah (red; masalah sosial sekitar pertemanan contohnya) kan ? Aku juga, lalu bagaimana cara kalian menyelesaikannya? Masalah itu pasti membingungkan, meribetkan, dan memusingkan atau bahkan menyenangkan (?). Kenapa? Karena masyarakat Indonesia itu Heterogen. Berbagai macam sifatnya itu. Ada yang pasrah, tanpa semangat, nyolot, ngejutekkin, menyebalkan dan lain-lain. Ya, mungkin kadang kita termasuk diantaranya, yang susah dihadapin dan dibilangin. Misalnya lagi ada masalah kadang kita punya pikiran sendiri, muter-muter di suatu masalah sepele yang dibesar-besarin. Kecuali kalau temen kita masang bom di rumah kita, nah loh itu baru masalah besar yang juga pasti melibatkan Negara (sok tau deh). Jadi pihak pelerai atau di tengah-tengah juga susah. Kadang kita malah ikut dilibat-libatkan dan dipermasalahkan, dibilang mihak si ini lah, dan bla bla bla. Jadi tidak boleh salah ngomong, harus berpikir keras, juga memperhatikan kondisi dan emosi orang yang bersangkutan. Jangan sampai hadirnya kita sebagai pihak tengah malah memperpanjang masalah atau bahkan mengacaukannya. Berikut menurut saya cara-cara ketika menghadapi masalah sekenanya:
1. Jangan asal berprasangka negatif. Liat masalah itu dari berbagai sisi, jangan Cuma nyari tahu dari satu orang saja apalagi yang kebetulan ber’prasangka’
2. Mau mendengarkan. Dengarkan penjelasan pihak yang bersangkutan. Pahami perasaan dan kondisinya. Lalu pikirkan dengan logis.
3. Kepala dingin, pikirkan dengan baik. Bayangkan juga apabila kita sebagai pihak lawan.
4. Bersabar, dan tunggu waktu yang kira-kira tepat untuk menyelesaikan masalah itu. Lihat baik-baik kondisi yang mendukung.
Well, kadang masalah itu susah diselesain. Kadang ada hari dimana terjadinya konflik atau bahkan klimaks (apa sih lebai). Tapi besoknya, kalo dipikir-pikir pasti, uh lebai banget ya kemaren dan masalahnya selesai. Hati-hati ya, kadang kalo kita bersikap egois, gak mau membuka diri, gak mau mengeri, keukeuh sama pendapat kita, keras kepala dan lain-lain malah bias berakibat buruk. Misalnya aja jadi terputus tali silaturahminya dengan orang lain, dosa kan ? Jangan sampai kita berdosa hanya karena dimulai oleh hal-hal yang sepele. Gak ada gunanya kan kalo kita pun selalu marah-marah dalam menghadapi masalah. Pasti besoknya nyesel, yap…. Penyesalan emang selalu dating belakangan dan hal itu gak bias dipungkiri.
Pikir deh dari sekarang, kalau kita marah-marah kan gak ada gunanya, ngabisin tenaga, jiwa, pikiran, atau bahkan air mata (sok tau). Makanya kalau lagi marah jangan jauh-jauh dari api ya. Kan ada tuh haditsnya. Kalai kita marah, hendaknya mengambil wudhu. Karena air bias melenyapkan api. Jangan sampai juga keluarin kata-kata kasar, jangan tunjukkin kalo kita ini gak bermoral, mending minum air aja, biarkan kata-kata kasar yang belum terucap itu turun kembali terbawa air yang mengalir di kerongkongan.
Hidup itu emang rumit, anak kecil pun pasti bingung kalo ngeliatin anak remaja ataupun orang dewasa ribet-ribet sama masalahnya (enaknya jadi anak kecil). Tapi ya makanya masalah jangan dibawa ribet, Take it easy! Yeah, yeah, semangat! ( -,-” kenapa ini orang). Biarkan semua masalah mengalir tenang seperti air, kalo nemu ikan sekalian diambil juga boleh, alhamdulillah lumayan (apa sih ngaco). Ebenernya banyak kok yang peduli sama kita, cuma kita gatau atau ga sadar atau bahkan memungkirinya. Walau ga setiap saat kan orang perhatian sama kita. Ayo, lewati saja masa remaja dengan ceria. Misalnya ada masalah anggap aja ujian kenaikan kelas untuk menjadi lebih dewasa. Masalah timbul kan bukannya justru karena banyak yang perhatian sama kita? Dan kalau kata Ilmuwan itu, Masalah ada karena untuk dipecahkan. Kalimat yang memotivasi banget kan ? (sok tau banget). Okelah, semangat membangun bangsa ya…….. YEAH! ( -______- kenapa sih ini orang mohon maklum ya)
Satu pesan:
Komentar
Posting Komentar