Cerbung (3)
Silakan tutup segera jika gak mau baca ya, makasih..
Cerbung (3)
POV: Nuraini Maghfira
Aku membuka pintu itu, tapi…. Kosong. Tak ada siapapun di dalamnya. Hei, bagaimana sih ini? Susah payah aku membuka pintu ini dengan seluruh keberanianku yang tersisa.. Tapi pada kenyataannya? Menyesal lah aku tidak menuruti kata Zarfan sekali itu, aku memang sok tahu. TUNGGU, kenapa aku bisa mengambil kesimpulan dengan begitu cepatnya? Memangnya ruang di dalam gubuk ini cuma satu saja? Aku harus memeriksakan ke seluruh ruangannya. Tak boleh satupun terlewat, jelas sekali kok kalau orang diatas motor itu masuk ke gubuk ini. Tapi kalau nanti aku diserang gimana? Ah, aku harus berani! Lagipula kan ada pisau lipat ini di kantung celanaku, untung selalu kubawa hehe.. tapi, apa berguna ya? Kalau penjahatnya bawa pistol gimana? Hii.. takut.. ups, aku bukan pengecut. POV: Muhammad Zarfan Hah.. hah.. hah.. hah.. Sial, kakiku….. POV: Cita Zauhari
Aduh, gimana ini?? Gawat lah, kalau begini namanya ya ganti korban. Kasian anak itu.. Mungkin begitu nyampe di rumah gue mesti lapor ke papa, ups.. polisi maksudnya. Ya sebenernya papa adalah seorang polisi, jadi gak salah. Ya ya ya, ga penting. Intinya, bagaimana oun gue mesti nolongin anak yang nolongin gue juga tadi. Tapi tunggu, siapa dia tiba-tiba ngebantuin gue tanpa diperintah itu. Apa dia gitu ya komplotannya. Ih, ngaco! Tapi yang masih menjadi tanda tanya besar adalah, kenapa gue diculik. Tadi lagi disuruh ke pasar sama Mbah, eh taunya dijalan ada orang nanyain arah jalan dan tiba-tiba dia udah nyelonong aja naik ke motor gue dan nunjukkin pisau. Jadilah gue ngikutin maunya dia, belok sana , belok sini. Hingga nyampe ke rumah kosong tadi.. Yang bangunannya agak familiar deh. POV: Nuraini Maghfira
Aku lupa, ini kan gubuk kosong, isinya.. ya kosong.. Ruangan lain gak ada cuma ada satu ruangan ke belakang. Lagian serem sekali meriksa sendirian, kayaknya bener-bener gak ada tanda-tanda kehidupan deh.. Hiii.. Terus, kemana orang tadi? Masa kan hanya imajinasiku? Ih, padahal begitu nyata, Zarfan juga liat kok. Zarfan? Ah, jahat benar dia meninggalkan aku dalam keadaan yang begini. Tapi, mana mungkin dia berani pulang tanpa aku… Bisa-bisa diceramahi, hihi.. Biar deh, aku harus buru-buru pulang. Ya mungkin tadi itu cuma imajinasiku.. Kau benar Zarfan, mungkin aku salah liat, aku terlalu terobsesi… untuk kali ini, kamu yang benar. Huuuf…… Kesal juga rasanya aku pulang sia-sia hanya menambah peluh. Aku pun menyeret kakiku yang tampaknya sudah mendingan ini ke jalan. Uuh… rumah masih jauuuh… #BERSAMBUNG Nah, menurut kalian gimana? Silakan imajinasikan apa yang terjadi selanjutnya^^ dan tunggu postingan selanjutnya.. hihi…. (padahal gak ada yang baca)
Komentar
Posting Komentar